Skripsi
Toleransi dalam Novel Halimun Seberkas Cahaya di Tanah Dayak Karya Rina Tri Handayani : Kajian Wacana Kritis
ABSTRAK
Rajagukguk, Helen E. 2022. Wacana Toleransi dalam Novel Halimun Seberkas Cahaya di Tanah Dayak karya Rina Tri Handayani: Kajian Wacana Kritis. Skripsi. Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman. Pembimbing I: Norma Atika Sari, M.Hum.; Pembimbing II: Ian Wahyuni, S.S., M.Hum.
Kata Kunci: analisis wacana kritis, dayak, novel, toleransi
Toleransi sebagai sebuah tindakan menghargai dan menerima perbedaan dalam bermasyarakat. Novel Halimun Seberkas Cahaya di Tanah Dayak karya Rina Tri Handayani dijadikan objek penelitian karena mengangkat toleransi suku Dayak di Pontianak, Kalimantan Barat. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan dimensi teks, praktik diskursif, dan praktik sosial. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dan lapangan. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data berupa kata, frasa, klausa dan kalimat. Sumber data, yakni novel Halimun Seberkas Cahaya di Tanah Dayak dan data pendukung dari wawancara dengan penulis. Pengumpulan data menggunakan teknik baca, catat, dan teknik cakap tansemuka. Teknik analisis data menggunakan metode agih dan metode padan.
Hasil penelitian dalam novel ditemukan adanya toleransi suku Dayak dilihat melalui tiga hal, yaitu dimensi teks, praktik diskursif dan praktik sosial. Dimensi teks digunakan untuk melihat representasi, relasi, dan identitas teks. Suku Dayak direpresentasikan dalam bentuk teks yang menggambarkan keadaan toleransi dan kehidupan suku Dayak. Relasi teks digambarkan sebagai pembuktian suku Dayak yang toleran dan ketidakadilan pemerintah dalam pembangunan yang tidak merata. Identitas teks menampilkan penulis sebagai perantara. Praktik diskursif mendeskripsikan mengenai toleransi suku Dayak. Praktik sosial ada tiga, yaitu situasional, institusional dan sosial. Situasional karena adanya desas-desus keburukan suku Dayak menyebar. Tingkat institusional, yaitu penulis dan penerbit dua pihak yang saling setuju dan menjadi bukti bahwa terdapat toleransi suku Dayak, isu dan ketimpangan pembangunan di Kalimantan. Tingkat sosial, yakni menganut ideologi kapitalis dan relasi kuasa. Relasi kuasa terletak pada kewenangan perusahaan dalam membuka lahan Kalimantan.
1714015022 | 011.75 | REFERENSI FIB | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain