Text
Surat Kecil Untuk Tuhan
Kisah ini berawal dari kakak beradik bernama Anton dan Angel yang tinggal di sebuah perkampungan kumuh di Jakarta. Mereka tengah menunggu kedatangan ayah dan ibunya sambil menahan lapar karena uang dan persediaan makanan mereka telah habis. Kemudian, terdengar suara pintu diketuk yang serentak membuat Anton dan Angel bersemangat karena mengira orang tua mereka telah tiba. Namun, yang datang adalah bibi mereka bersama ketua RT dengan membawa kabar buruk. Ayah dan ibu mereka mengalami kecelakaan bus saat kembali ke Jakarta. Anton dan Angel menangis tak kuasa menahan kepergian ayah dan ibu mereka tercinta. Setelah pemakaman ayah dan ibu mereka, Anton dan Angel kemudian diasuh oleh bibi mereka yang bernama Bibi Feli bersama Paman Marcus di Bekasi.
Setiap hari, Anton membantu bibinya berjualan di pasar karena ia masih belum bersekolah, sedangkan adiknya menunggu di rumah bersama Paman Marcus. Ketika pulang dari pasar, Anton kerap menemukan luka di tubuh adiknya. Adiknya terus mengelak dengan mengatakan bahwa luka tersebut akibat ia terjatuh saat sedang bermain, namun nyatanya luka tersebut akibat dianiaya oleh Paman Marcus. Suatu hari, Anton menemukan adiknya sedang dianiaya Paman Marcus. Ia pun menolong adiknya dan keesokan paginya mereka kembali ke Jakarta untuk melarikan diri. Setibanya di Jakarta, mereka terkejut melihat rumah lama mereka telah lenyap akibat digusur oleh pemerintah. Rumah tersebut ternyata dibangun di atas tanah pemerintah. Mereka pun tidak memiliki tempat tinggal dan duduk termenung di bawah kolong jalan layang yang tak jauh dari rumah mereka.
Tiba-tiba, seorang pria mendekati Anton dan Angel. Pria tersebut adalah Om Rudy yang memiliki nama asli Rudy Surya. Om Rudy menawarkan mereka makanan dan bercerita bahwa dirinya menampung anak jalanan sembari membantu mereka mencari orang tua asuh. Awalnya, Anton dan Angel enggan untuk ikut bersama Om Rudy, namun karena tidak punya pilihan lain untuk bertahan hidup, mereka pun setuju untuk ikut bersama Om Rudy. Kemudian, mereka di bawah ke ruko dan dikenalkan dengan anak-anak lainnya yang Om Rudy tampung. Keesokan harinya, Anton dan Angel heran melihat anak-anak lainnya pergi. Mereka bertanya ke Om Rudy dan Om Rudy menjawab bahwa mereka mencari uang untuk membantu Om Rudy. Om Rudy menyuruh Anton dan Angel untuk mengemis di jalan. Mereka pun melakukan apa yang disuruh oleh Om Rudy agar tidak marah.
Setiap hari, Anton dan Angel mengemis di jalan. Apabila uang yang mereka setorkan sedikit, Om Rudy akan marah. Mereka pun mengemis lebih giat agar tidak terkena amukan Om Rudy. Di dalam ruko Om Rudy, Angel berkenalan dengan Mirna dan mereka pun berteman. Mirna berhasil mendapat orang tua asuh sehingga Mirna harus berpisah dengan Angel dan mereka pun tidak pernah bertemu kembali. Suatu ketika, Anton dan Angel bertemu dengan Wira yang merupakan seorang anak yang terkena penyakit jantung sehingga ia harus sering berobat. Anton dan Angel terus-menerus menyemangati Wira setiap kali ia lewat di tempat mereka mengemis.
Suatu hari, Anton, Angel, dan Wira memutuskan untuk pergi ke taman bermain sebagai perpisahan karena mungkin mereka tidak akan bertemu dengan Wira lagi. Di sana, mereka bertiga menulis surat untuk Tuhan dan melepaskannya ke angkasa dengan balon bersama-sama dengan Keke, seorang gadis remaja yang terkena penyakit kanker. Anton dan Angel pun berpisah dengan Wira dan Keke untuk selamanya. Suatu hari, Om Rudy mendapat telepon dari pasar gelap untuk memesan jantung sehat anak berusia 8-10 tahun karena ternyata dirinya berkedok sebagai pencari orang tua asuh bagi anak-anak jalanan yang nyatanya ia memanfaatkan anak-anak tersebut untuk dijual organnya di pasar gelap. Om Rudy menemukan bahwa pesanan tersebut cocok dengan Anton sehingga ia menunggu momen yang pas.
Keesokan harinya, tak diduga Angel mengalami kecelakaan akibat tak berhati-hati saat menyeberang jalan. Mobil yang menabraknya panik dan kabur meninggalkan Angel begitu saja. Anton yang panik tiba-tiba ditolong oleh seorang tante bernama Soraya. Bu Soraya membawa Angel ke UGD untuk segera mendapat pertolongan. Ia juga menyuruh Anton untuk memanggil Om Rudy. Angel pun selamat dan sisa biaya pengobatannya ditanggung oleh Bu Soraya karena Om Rudy tidak memiliki uang yang cukup. Siasat Om Rudy pun muncul, ia bilang kepada Anton bahwa dirinya mendapat orang tua asuh sehingga Anton harus ikut mereka agar Om Rudy bisa menolong Angel. Karena diiming-imingi agar adiknya selamat, Anton pun ikut orang tua asuh tersebut yang ternyata adalah pria dan wanita yang menyamar layaknya orang tua yang ditugaskan untuk mengantar Anton ke sebuah klinik. Di dalam klinik tersebut, Anton dibius dan diambil organ jantungnya. Anton pun menutup mata untuk terakhir kalinya dan pergi meninggalkan dunia untuk selama-lamanya.
Di sisi lain, Wira pergi ke Shenzhen untuk berobat. Dokter mengatakan bahwa Wira harus segera mendapat donor jantung sehat agar selamat. Orang tua Wira pun membeli jantung dari pasar gelap yang tak lain adalah jantung milik Anton. Wira pun selamat dan menjalani kehidupannya seperti biasa. Di Jakarta, Bu Soraya memutuskan untuk mengadopsi Angel karena Om Rudy tak kunjung menjenguknya. Bu Soraya bersama suaminya, Edwards, membawa Angel ke Australia untuk menempuh hidup baru. Di Perth, Australia, Angel menempuh kehidupan barunya akibat ingatannya yang tak pulih akibat kecelakaannya sehingga ia tidak ingat apapun tentang kehidupan lamanya. Di sana, Angel disekolahkan oleh Bu Soraya dan ia menjadi gadis seperti pada umumnya. Suatu ketika, Angel terjatuh saat bermain dengan anjingnya. Kepalanya membentur batu sehingga ingatannya kembali pulih. Ia pun kaget dan mencari kakaknya. Bu Soraya berjanji akan membantu Angel mencari kakaknya.
Suatu siang, di jam pelajaran sastra Inggris, guru meminta murid-murid agar menceritakan cita-citanya. Angel menceritakan bahwa cita-citanya adalah menemukan kakaknya yang hilang. Agnes, teman baik Angel, menemuinya saat istirahat dan bercerita tentang cita-cita Angel. Agnes menyarankan agar Angel mencari keberadaan kakaknya lewat Google. Kemudian, sesosok pria tangguh yang memakai pin bertuliskan pengacara lewat di dekat mereka. Angel pun serentak memiliki cita-cita untuk menjadi pengacara agar dapat membela hak-hak orang yang diperlakukan tidak adil. Sepulangnya Angel ke rumah, ia langsung membuka Goole lewat komputer yang telah tersambung dengan modem dan mengetik nama Anton. Setelah berjam-jam, ia menemukan sebuah artikel yang mengatakan bahwa kakaknya telah meninggal karena menjadi korban jual-beli organ tubuh. Angel menangis dan membenci Bu Soraya dan suaminya, Edwards, karena telah berbohong selama bertahun-tahun. Tekadnya untuk menjadi pengacara pun semakin bertambah untuk memberantas kasus ketidakadilan agar tidak terulang seperti kasusnya.
Sepuluh tahun kemudian, Angel sedang berada dalam gerbong kereta bawah tanah. Ia hendak menuju kampus untuk mengikuti ujian. Karena mengantuk, Angel dengan kaget bertanya ke seorang pria yang tak lain adalah Martin, seorang pria yang dahulu Angel sering bertemu saat mengemis di pinggir jalan. Wira bilang ke Angel bahwa stasiun yang Angel hendak tuju telah terlewat. Angel bergegas turun dari kereta dan meninggalkan bukunya. Wira ingin mengembalikan bukunya namun pintu kereta telah tertutup. Wira pun menyimpan buku tersebut. Keesokan harinya, Wira menuju perpustakaan kampus Angel untuk mengembalikan buku tersebut. Wira berhasil bertemu dengan Angel dan mengembalikan buku tersebut. Sebagai bentuk terima kasih, Angel mengajak Wira makan siang bersama. Setelah hari itu, mereka berdua semakin suka antara satu sama lain dan akhirnya Wira melamar Angel. Angel setuju dan mereka bertunangan, namun ia bilang harus pulang ke Jakarta untuk mencapai cita-citanya. Wira berpisah dengan Angel untuk sementara waktu dan Angel mulai bekerja di Jakarta setelah beberapa tahun bekerja di Sydney, Australia, membantu orang Indonesia yang membutuhkan bantuan hukum di sana.
Di Jakarta, saat tidak bekerja, Angel senang berolahraga dan membagikan roti kepada anak jalanan. Suatu ketika, ia bertemu dengan Maria yang sedang sakit. Angel membawa Maria ke rumah sakit dan bertanya siapakah orang tua asuhnya yang ternyata adalah Om Rudy. Angel menemui Om Rudy, yang sudah lupa dengannya, untuk memberitahunya bahwa Maria sakit dan sedang dirawat di rumah sakit. Angel semakin geram karena Om Rudy tidak berubah dari dulu hingga sekarang. Angel berjanji kepada Maria untuk membela haknya dengan memenjarakan Om Rudy yang didukung dengan bukti-bukti yang Angel temukan. Angel serentak melaporkan Om Rudy ke polisi karena sudah mengeksploitasi anak di bawah umur. Polisi langsung mengurus kasus tersebut dan segera membawa Om Rudy ke pengadilan. Di pengadilan, Angel dibantu oleh jaksa senior yang sangat peduli dengan hak-hak anak bernama Iman Siregar; sedangkan Om Rudy dibantu oleh pengacaranya yang bernama Ryan Basri.
Pada saat sidang peradilan berlangsung, hakim mendengarkan kesaksian dari Maria, sementara pengacara Om Rudy terus mengelak dengan berbagai alasan yang ada hingga Maria terdesak dan menangis. Setelah mendengar Maria, hakim mendengar beberapa saksi yang dibawa oleh Om Rudy, yang tak lain adalah anak jalanan dan juru masaknya yang telah ia beritahu untuk berkata sebaliknya di pengadilan (kehidupan mereka bahagia bersama Om Rudy). Angel pun menceritakan kisahnya kepada hakim tentang kematian kakaknya tercinta, Anton, yang membuat Om Rudy terhenyak di tempat duduknya. Om Rudy sadar akan karmanya dan mengakui semua kesalahan yang telah ia berbuat, serta bersedia menerima hukuman atas kejahatan yang telah ia lakukan. Om Rudy meminta maaf dan Angel memaafkannya. Hakim memutuskan Om Rudy bersalah atas segala tuntutan dan dihukum penjara seumur hidup karena telah menghilangkan banyak nyawa anak. Istri Om Rudy dihukum 20 tahun penjara karena ikut bersekongkol.
Setelah puas dengan hasil sidang, Om Rudy memberi Angel secarik kertas tentang kemanakah donor jantung kakaknya pergi yang ternyata penerimanya adalah Wira. Angel serentak pergi menuju rumah Wira untuk menemuinya karena Wira bilang bahwa ia akan pulang ke Jakarta pada hari itu, tetapi Wira belum sampai. Sambil menunggu di dalam rumah Wira, Angel melihat foto-foto Wira dan ternyata ada gambar untuk Wira yang dulu ia buat saat sedang mengemis. Angel mengambil gambarnya dan pergi meninggalkan rumah Wira. Angel menuju pantai untuk menghirup udara segar. Di sana, ia bertemu dengan Wira yang sedang pulang dari bandara. Angel menceritakan ke Wira bahwa jantungnya berasal dari kakaknya, Anton. Wira tidak menyangka hal tersebut dan berterima kasih sekaligus minta maaf kepada Angel. Kini Angel sadar bahwa kakaknya telah berkorban demi Wira dan baginya kakaknya akan selalu hidup melalui Wira. Angel dan Wira menyadari bahwa Tuhan telah menjawab doa mereka melalui surat kecil untuk Tuhan dan mempertemukan mereka kembali untuk mencari kehidupan yang indah, seindah surat kecil untuk Tuhan.
4. Kelebihan
1. Mendeskripsikan latar dengan jelas sehingga dapat mengajak pembaca untuk berimajinasi,
membayangkan runtutan cerita dalam novel dengan lebih nyata.
2. Bahasa yang digunakan komunikatif sehingga mudah dipahami.
3. Ceritanya runtut dan sangat mengharukan, jika membaca novel ini mungkin pembaca akan
meneteskan air mata.
4. Isi cerita menginspirasi pembaca untuk tidak mudah menyerah dalam mencapai cita-cita dan agar
peduli terhadap hak orang lain karena keadilan pasti menang melawan kejahatan.
5. Novel tidak terlalu tebal sehingga pembaca tidak bosan jika membacanya.
6. Isi :
Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup dalam segala kepahitan yang dialami Angel akibat ketidakadilan yang ia terima, namun hal tersebut tidak membuat Angel putus asa dalam meraih keinginan dan cita-citanya untuk menutut keadilan atas setiap kejahatan. Aksi heroik Angel dalam menuntut ketidakadilan yang ia terima semasa kecil mengajak kita untuk tidak lekas menyerah dalam menghadapi setiap persoalan hidup. Di samping itu, kisah Angel yang menulis surat kecil untuk Tuhan juga menggambarkan bahwa Tuhan pasti akan membantu kita dalam menghadapi setiap masalah yang kita hadapi dengan mengabulkan permintaan kita melalui cara-cara yang tak terduga, seperti cara Tuhan mempertemukan Angel dan Wira kembali untuk menjalani kehidupan yang lebih indah. Secara keseluruhan, novel ini bagus dan membangun (inspiratif). Tuturannya sungguh mengalir, menyentuh dan mencerahkan hati kita, serta membidik kesadaran kita untuk peduli terhadap hak-hak orang lain.
5. Kelemahan
1. Pada halaman cover, seharusnya tidak menggunakan warna ungu agar tidak terkesan feminim, menjadikan novel ini kerap kali banyak dibaca oleh perempuan. Ada baiknya cover menggunakan warna yang lebih netral, seperti hitam, putih, biru, dan sebagainya.
2. Terdapat kalimat yang kurang sesuai dengan konteks paragraf, seperti pada halaman 125, paragraf 4. Dalam paragraf tersebut, ada baiknya kalimat perkataan guru menggunakan bahasa Inggris agar sesuai dengan isi paragraf sebelumnya dimana dikatakan bahwa Angel sedang mengikuti kelas sastra Inggris. Apabila penulis ingin membuat masyarakat awam mengerti, dapat diberi terjemahan kalimat inggris tersebut di bawahnya.
3. Terdapat beberapa kesalahan dalam pengeditan dimana kerap ditemukan kesalahan pemberian jarak antar kalimat padahal kalimat tersebut masih dalam satu paragraf, seperti pada hal 109 paragraf 3. Ada baiknya dilakukan pengecekan ulang yang lebih teliti dalam pemberian jarak antar kalimat pada setiap paragraf sebelum dipublikasikan dalam jumlah banyak.
4. Terdapat beberapa kesalahan dalam pengeditan dimana kerap ditemukan beberapa huruf tercetak dengan “?”, misalnya pada halaman 32 paragraf 4. Pada halaman 32, kata “tidur” tercetak sebagai “? dur” yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi pembaca. Ada baiknya apabila sebelum dipublikasikan dalam jumlah banyak dilakukan pengecekan huruf yang lebih teliti oleh editor.
5. Terdapat kesalahan dalam pemberian tanda baca, misalnya pada halaman 27 paragraf 1, dimana kata “anak-anak” tercetak sebagai “anakanak” yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi pembaca. Ada baiknya apabila dilakukan pengecekan ulang tanda baca pada setiap paragraf dengan lebih teliti sebelum dipublikasikan dalam jumlah banyak.
6. Terdapat ketidaksesuaian gambar dengan judul sub-bab, dimana pada setiap sub-bab diberi gambar yang sama (gambar danau dengan langit yang mendung). Ada baiknya pemberian gambar disesuaikan dengan judul sub-bab, misalnya sub-bab “Surat Kecil untuk Tuhan” diberi gambar secarik kertas surat.
7. Terdapat beberapa kejanggalan dalam alur cerita, seperti terdapat pada halaman 125 paragraf 1 dan halaman 201 paragraf 1. Pada halaman 125, dikatakan “Angel telah tumbuh menjadi gadis yang cerdas” dimana seharusnya ia telah bisa mengakses internet (Google) dengan kecerdasannya untuk mencari keberadaan kakaknya, namun diceritakan ia baru mengakses Google setelah temannya memberitahunya. Sedangkan pada halaman 201, dikatakan bahwa Om Rudy langsung menyerah dengan mengakui perbuatannya setelah Angel menceritakan ceritanya, padahal sebelumnya Om Rudy bersikeras menolak mengakui segala perbuatannya dengan terus mengelak dengan berbagai alasan.
6. Gaya Bahasa
Bahasa yang digunakan komunikatif dan tidak terdapat istilah-istilah yang awam sehingga tidak membuat pembaca merasa ambigu. Masyarakat pun dapat dengan mudah memahami runtutan peristiwa yang dimuat dalam novel ini. Walaupun semua gaya bahasa yang digunakan sopan, namun ada beberapa hal yang kurang sesuai. Gaya bahasa saat Anton dan Angel masih kecil cenderung seperti gaya bahasa orang dewasa (tidak lugu), seperti pada kalimat “Rumah kita telah digusur. Ayah dan ibu membangun di atas tanah pemerintah.” Kalimat tersebut membuat pembaca beranggapan bahwa apakah anak kecil seusia 9 tahun yang belum bersekolah telah mengenal apa itu penggusuran rumah dan tanah pemerintah.
7. Himbauan/Saran untuk Pembaca
Aksi heroik Angel dalam membela hak anak-anak yang kurang mampu dengan ketulusan hatinya membuat novel ini sungguh menginspirasi pembaca. Novel ini mengajak kita untuk tidak lekas menyerah dalam menghadapi setiap persoalan hidup dan menyadari betapa indahnya kasih Tuhan dalam menolong kita menghadapinya. Keharuan yang terkandung di balik novel inilah yang menyebabkan sangat disayangkan apabila kita melewatkannya begitu saja tanpa memilikinya ataupun membacanya. Tuturannya sungguh mengalir, menyentuh dan mencerahkan mata batin kita, serta membidik kesadaran kita untuk peduli terhadap hak-hak orang lain, terutama hak-hak orang yang kurang mampu. Alangkah indahnya jika kita meluangkan sedikit waktu kita untuk membaca novel yang begitu menarik dan inspiratif ini, yang dapat membuat kita lebih mencintai dan peduli akan orang-orang yang kurang mampu di sekeliling kita.
8. Kesimpulan
Secara keseluruhan, novel ini mendidik dan bagus untuk dibaca oleh semua kalangan dan segala usia, khususnya masyarakat masa kini, karena banyak sebagian dari mereka yang tidak menghargai orang lain dan lekas menyerah dalam menghadapi persoalan kehidupan. Kebanyakan dari mereka hanyalah mengutamakan kepentingan diri sendiri, tanpa mengetahui banyak orang yang berjuang untuk kehidupannya yang begitu sulit dan penuh cobaan. Semoga novel ini bisa menjadi penggerak keadilan seperti aksi heroik Angel menuntut keadilan di balik kejahatan yang keji. Keadilan yang tidak hanya sebagai bentuk penegakkan hukum, tetapi juga dapat memberi solusi kehidupan anak-anak jalanan yang lebih baik lagi.
P80022167S | 813 DAV s | SIRKULASI FIB | Sedang Dipinjam (Jatuh tempo pada2023-09-29) |
Tidak tersedia versi lain