Skripsi
Asal-Usul Nama Kecamatan Sambutan Di Kota Samarinda Tinjauan Antropologi Linguistik.
ABSTRAK
Kata Kunci: nama kecamatan, morfologi, semantik, antropolinguistik
Asal-usul nama Kecamatan Sambutan perlu dipahami masyarakat sebagai
salah satu aset budaya orang-orang terdahulu. Nama sebuah wilayah memiliki
sejarah yang menjadi cerita rakyat yang beredar di masyarakat. Kecamatan
Sambutan merupakan wilayah dengan dominan penduduk pendatang. Salah satu
Kecamatan yang ada di Kota Samarinda. Skripsi ini membahas proses
pembentukan nama dan makna dari nama Kecamatan Sambutan di Kota
Samarinda serta keterhubungan bahasa, budaya dan pola pikir. Adapun tujuan dari
penelitian ini, yaitu untuk mendeskripsikan proses pembentukan nama, makna dan
keberterimaan relativitas Bahasa Sapir-Whorf pada nama Kecamatan Sambutan
Di Kota Samarinda tinjauan Antropologi Linguistik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data
diperoleh dengan wawancara langsung ke masyarakat yang tinggal di Kecamatan
Sambutan. Menggunakan teknik triangulasi dengan wawancara langsung tanpa
daftar pertanyaan. Merekam suara narasumber sebagai data dan mencatat segala
hal yang perlu di catat. Selanjutnya diperkuat dengan studi pustaka yakni dengan
arsip-arsip pemerintahan di Kelurahan dan di Kecamatan serta arsip perpustakaan
daerah Kota Samarinda.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa. Pertama, Nama Kecamatan
Sambutan berasal dari kata dasar sambut yang mengalami proses morfologi yaitu
proses afiksasi. Bentuk afiks yang terdapat pada proses nama Kecamatan
Sambutan ada tiga jenis, yaitu prefiks, simulfiks dan sufiks. Prefiks pada nama
Kecamatan Sambutan terdapat dua macam, yaitu {di-} dan {N-}. Sufiks yang
ditemukan, yaitu {-an}. Simulfiks yang ditemukan, yaitu {peN-an}. Pada proses
pembentukan nama Kecamatan Sambutan dimaknai secara leksikal dan
gramatikal. Terdapat empat makna leksikal pada proses pembentukan nama
Sambutan yaitu, disambut berarti diterima, nyambut bermakna menerima,
sambutan bermakna mengadakan penerimaan dan penyambutan berarti hasil dari
penerimaan. Secara gramatikal dimaknai sesuai dengan makna tata bahasa.
Kedua, hubungan antara bahasa, budaya dan pikiran masyarakat dalam relativitas
bahasa Sapir-Whorf ada kaitannya dengan nama Kecamatan Sambutan.
Masyarakat bersuku Banjar memiliki budaya saling tolong-menolong, saling
menjalin silaturahmi, dan saling menerima pemberian. Sehingga pola pikir
masyarakat sehari-harinya menggunakan bahasa sambut-menyambut yang artinya
tolong-menolong ketika ada hajatan atau acara lainnya. Menyambut tamu yang
datang ke rumah dengan ramah serta penuh keikhlasan. Budaya masyarakat
Banjar ini yang menjadi cerminan dalam penamaan Kecamatan Sambutan.
1514015080 | 011.75 | REFERENSI FIB | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain