Skripsi
Ketidakadilan Gender pada Tokoh Perempuan dalam Novel "Wanita di Jantung Jakarta" Karya Korrie Layun Rampan
ABSTRAK
Amina, 2018. Skripsi Ketidakadilan Gender pada Tokoh Perempuan dalam Novel
“Wanita di Jantung Jakarta” karya Korrie Layun Rampan. Program Studi Sastra
Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman Samarinda,
Pembimbing I: Dr. Hj. Widyatmike Gede M, M. Hum.; Pembimbing II: Dra.
Endang Ds, M.Si.
Kata Kunci: fakta cerita, tokoh perempuan dan ketidakadilan gender
Penelitian ini membahas novel Wanita di Jantung Jakarta karya Korrie Layun
Rampan dengan menggunakan fakta cerita dan ketidakadilan gender. Menghadirkan
seorang tokoh perempuan bernama Sumarsih yang mengalami ketidakadilan gender oleh
mantan-mantan suaminya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fakta cerita,
serta ketidakadilan gender pada tokoh perempuan bernama Sumarsih dalam novel Wanita
di Jantung Jakarta karya Korrie Layun Rampan. Penelitian ini menggunakan metode
pustaka kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yaitu untuk memperoleh informasi dan
gambaran tokoh perempuan dalam novel Wanita di Jantung Jakarta berdasarkan
ketidakadilan gender pada tokoh perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
struktural. Dalam penelitian ini agar mendapatkan data atau bahan dalam penelitian,
penulis menggunakan teknik baca, teknik catat, dan teknik pustaka. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif meliputi reduksi data,
penyajian data, dan penarikan simpulan.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, fakta cerita dalam novel Wanita di
Jantung Jakarta karya Korrie Layun Rampan terdiri atas alur, tokoh dan penokohan, dan
latar. Alur yang terdapat dalam novel ini adalah alur campuran. Tokoh dan penokohan
dalam cerita ini mempunyai peranan sebagai tokoh utama yaitu Sumarsih dan tokoh
tambahan yaitu Sumarto, Tantono, Karsono, Suwarto dan Pitak Sastra, dengan penokohan
yaitu tokoh protagonis Sumarsih dan Sumarto, dan tokoh antagonis Tantono, Karsono,
Suwarto dan Pitak Sastra. Latar dalam cerita ini berada di Jakarta. Kedua, Ketidakadilan
gender pada tokoh perempuan Sumarsih yaitu Streotipe (Pelabelan negatif) Sumarsih
dianggap peselingkuh dan Sumarsih ingin dijual karena Sumarsih cantik, Marjinalisasi
(Peminggiran) Sumarsih dianggap kurang wawasan dan pengalaman karena itu gampang
untuk ditipu, Subordinasi (Penomorduaan) Sumarsih dipaksa menikah dan harus
meninggalkan bangku kuliahnya, Kekerasan (Violence) Sumarsih mengalami kekerasan
fisik dan juga non fisik, dan Beban Ganda, Sumarsih pencari nafkah atas hidupnya sendiri
setelah bercerai dan diceraikan.
1114015042 | 011.75 | REFERENSI FIB | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain