Buku Goenawan Mohamad terbaru ini berupa 99 esei liris pendek yang berangkat dari aforisme, mengikuti jejak Percikan Permenungan karya Roestam Effendi di tahun 1930-an. Angka "99", dengan berasosia…
Setelah orangtuanya berpisah, Adara hanya tinggal berdua bersama abangnya yang amat cuek. Kehadiran Roland yang begitu peduli, manis, perhatian, dan sabar memberi warna tersendiri bagi hidup Adara …
Artikel berjudul 'Awan dengan Kaki' membuat Enzi Fadel memikirkan kembali masa-masa asramanya yang sudah lama ia tinggalkan. Andai Robin tidak menuntunnya untuk membuka artikel itu dan memperhatika…
Antologi puisi Lobang Pertama tidak terikat pada satu tema dalam satu benang merah yang linear. Tak pula berisi puisi-puisi yang mengejar bunyi dan bentuk. Tak ada pola rima yang niscaya hadir pada…
Mata waktu, mata sunyi: memanggil, menelan. Ceruk cinta yang haus warna. Ceruk perempuan. Malam ini aku akan tidur di matamu. * Daun-daun celana berguguran di senja tersayang. Di senja tersayan…
Pembaca tersayang, Monako menawarkan kemewahan yang berkilau. Lewat jemarinya, Arumi E. akan mengajak kita berkeliling di Monte Carlo dengan cerita cinta penuh kejutan. Kiara Almira ingin men…
Trauma atas kejadian buruk di masa lalu membuat Sani depresi. Ia menutup diri dari segala hubungan dengan lelaki. Bagi Sani, hidupnya hanya terpusat untuk membesarkan putri tunggalnya. Tapi takd…
Kenapa kamu membenci bangsa vampire, Claire? Gambaran itu terus menerus berputar di kepala, tentang malam kematian ayahku. Ketika ibu menggendong Viccy yang berusia empat tahun dan membelai rambut…
Malam ini, kamu dipaksa untuk menengok ke belakang sampai lehermu pegal. Kamu dipaksa untuk berkejar-kejaran dengan waktu untuk kembali memunguti potongan masa lalu. Beragam ekspresi wajah ayahmu s…
Dunia boleh menghiburku, dunia boleh memujaku, tetapi aku yang tahu, apa yang kurasakan dari sejak perkawinan hingga saat ini. Dan aku tidak sepakat dengan ketidakadilan yang dibebankan kepadaku. H…