Skripsi
Negosiasi Kultural: Strategi Resolusi Konflik Pada Ritual Beliatn Bawo di Kampung Linggang Malapeh Baru
Masyarakat Dayak Tunjung Rentenungk di Kampung Linggang Melapeh Baru masih mempraktikkan upacara Beliatn Bawo, sebuah ritual pengobatan non-medis yang diiringi musik Kelentangan, Gong dan Kratungk. Pemeliatn (dukun) membaca mantra untuk meminta penyembuhan, yang dibantu oleh musik. Komunitas Penereek Kratungk yang semakin besar dan beragam usia menyebabkan pola Ereek Kratungk menjadi tidak beraturan. Para Pemeliatn percaya pukulan Kratungk menjadi sarana komunikasi agar mantra bisa tersampaikan kepada roh yang dipercayainya Hal ini menimbulkan konflik antara Pemeliatn dan komunitas Penereek Kratungk, sehingga diperlukan resolusi konflik untuk menemukan solusi damai. Penelitian ini menggunakan pendekatan Musikologi dari Benward Bruce dan Sosiologi dengan Teori Resolusi Konflik Ralf Dahrendorf untuk menganalisis konflik tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif secara deskriptif analisis dengan menerapkan teknik observasi, pengumpulan data, dan analisis data. Langkah-langkah teknik observasi meliputi lokasi objek penelitian yaitu fokus penelitian. Teknik pengumpulan data meliputi studi pustaka, penentuan informan, wawancara, dan dokumentasi. Terakhir adalah menggunakan teknik analisis untuk mengolah data lapangan.
Perubahan motif ritme Kratungk dalam ritual Beliatn Bawo mengakibat ketidakteraturan komunitas Penereek Kratungk, menyebabkan konflik. Resolusi konflik melalui mediasi dan arbitrasi berhasil menyelesaikan konflik tersebut. Hasilnya adalah: Pertama, Penereek memainkan pola Kratungk penting dan rumit. Kedua, Pengurangan jumlah Penereek untuk mencegah situasi tidak diinginkan. Ketiga, Pembatasan komunitas Penereek untuk menjaga kondusivitas ritual.
2014036007 | 011.75 | REFERENSI FIB | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain