Skripsi
Makna dan Fungsi Mantra dalam Upacara Adat Wara (Kematian) di Desa Juju Baru Kalimantan Tengah : Kajian Sastra Lisan
Kata kunci : Mantra, Sastra Indonesia, Sastra Lisan, Tradisi Lisan, Upacara Adat
Wara
Upacara wara merupakan bentuk balas budi. Penelitian ini dilatarbelakangi
oleh adanya permasalahan terkait kurangnya minat masyarakat khususnya anak
muda di desa Juju Baru Kalimantan Tengah untuk melestarikan adat yang sudah
ada sedari zaman dahulu, yang akibatnya upacara adat wara mulai berkurang
akibat perkembangan zaman yang menyebabkan banyaknya perubahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan fungsi mantra
dalam upacara adat wara (kematian) di Desa Juju Baru Kalimantan Tengah.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data dan sumber
data penelitian adalah mantra upacara adat wara. Teknik pengumpulan data
adalah menggunakan teknik wawancara, teknik pengamatan, teknik pencatatan,
teknik dan teknik perekaman. Teknik analisis data menggunakan teori Roland
Barthes
Hasil penelitian melalui menemukan makna denotasi dan konotasi. Makna
upacara adat wara secara keseluruhan mengandung konsep tri hita karana yaitu
berselaras dengan Tuhan, berselaras dengan sesama manusia, dan berselaras
dengan alam. Fungsi mantra dalam upacara wara adalah sebagai sistem proyeksi,
artinya masyarakat memiliki angan-angan yang berbentuk sebuah pengharapan
agar kalalungan wara bersedia membantu dalam berlangsungnya proses upacara.
Selanjut terdapat fungsi sosial yang menunjukkan nilai-nilai leluhur yang
menuntut masyarakat untuk mengetahui, mentaati dan melaksanakam norma-
norma dalam berinteraksi satu sama lain. Berikutnya yang terakhir terdapat fungsi
religi adalah adanya komunikasi antara manusia dengan Tuhan
1814015047 | 011.75 | REFERENSI FIB | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain